Dalam budidaya cacing tanah memiliki persyaratan minimum yang harus dipenuhi pada jadwal tertentu. Faktor lingkungan adalah yang paling utama dapat mempengaruhi pertumbuhan cacing tanah, saat reproduksi. Untuk kesehatan cacing tanah yang perlu diperhatikan adalah suhu, kelembaban, aerasi, pH (keasaman-alkalinitas), dan makanan yang diberikan.
1. Suhu
Cacing tanah hidup dan berkembang biak pada suhu antara 15 dan 29 derajat celcius. Untuk produksi cacing tanah komersial, suhu yang ideal untuk pertumbuhan dan berbagai kegiatan dari 16° sampai 25°. Suhu media harus antara 16° dan 21° untuk memfasilitasi produksi kokon secara terus menerus dan menetas. Jika suhu media meningkat dan terlalu tinggi, media dapat diturunkan suhunya dengan menambahkan air, menyalakan pendingin dekat dengan medianya, serta mengurangi jumlah media yang di tempatkan pada wadah pemeliharaan cacing itu sendiri.
2. Kelembaban
Cacing tanah sangat membutuhkan kelembaban yang cukup untuk membantu pernapasan mereka melalui kulitnya. Sangat diperlukan sekali untuk mempertahankan kelembaban media hidup cacing tanah antara 60 sampai 85 persen dan terasa gembur-lembab, tidak benar-benar basah. Mereka harus benar-benar terlindung dari sinar matahari langsung sehingga mereka tidak kekeringan dan kepanasan. Salah satu cara yang tepat untuk mempercepat produksi kokon setelah cacing sepenuhnya nyaman dalam media hidup mereka adalah untuk menghentikan penyiraman media dalam beberapa hari sampai 2,5 sampai 5 cm diatas media hampir kering atau tingkat kelembabannya sudah mulai berkurang. Kemudian setelah dirasa cukup kering basahi kembali media hidup cacing tanah tersebut sesuai dengan kadar air yang telah syaratkan dalam budidaya.
3. Aerasi
Cacing tanah dalam bertahan hidup sangat membutuhkan kadar oksigen meskipun pada posisi kadar oksigen yang relatif rendah serta pada lingkungan yang berkarbon dioksida tinggi dan bahkan bisa hidup ketika terendam air jika mengandung kadar oksigen terlarut. Jika tidak ada oksigen, bagaimanapun, cacing tanah juga bisa mati. Oksigen dapat habis jika media hidup cacing tanah terlalu basah dan jika dalam pemberian pakan terlalu berlebihan. Dengan mengurangi kelembaban media hidup dan mengurangi jatah pakan serta mengaduk-aduk kembali tumpukan media hidup dengan menggunakan alat maupun tidak dapat mengembalikan kadar oksigen yang dibutuhkan cacing tanah itu sendiri. Mengaduk-aduk media hidup cacing tanah setiap dua atau tiga minggu akan menjaga media mengandung kadar oksigen demi kelangsungan hidup mereka.
4. pH (Keasaman-Alkalinitas)
Alat pengukur PH tanah akan menunjukkan keasaman media hidup cacing tanah jika alat pengukur itu kisaran pada angka 1 sampai dengan 6, dikatakan netral jika pada kisaran menunjukkan angka 7, atau dikatakan alkali jika alat pengukur itu menunjukkan angka 8 sampai dengan 14. Cacing tanah akan tumbuh pada kisaran pH sekitar 4,2-8,0 untuk produksi cacing tanah yang dijual. Namun, media hidup cacing tanah harus dijaga pada kisaran pH 6,8-7,2. Periksa tingkat keasaman atau alkalinitas setiap minggunya dengan alat pengukur pH, alat seperti ini mudah didapatkan dipusat-pusat pertokoan bangunan, tanaman hias, taman atau toko penyedia pupuk tanaman. Cara mudah mudah mengukur tingkat keasaman-alkalinitas yang berbeda di media hidup cacing tanah diantaranya adalah; didaerah diletakkannya pakan, dikedalam 7 cm sampai dengan 8 cm, dan 20 cm sampai dengan 21 cm dari permukaan media. Jika kondisi keasaman terdeteksi media hidup cacing tanah, gunakanlah kapur pertanian (kalsium karbonat) dicampur dengan bahan media hidup cacing tanah guna memperbaiki kondisi media hidup tersebut. Taburkan 100 gram kapur pertanian (kalsium karbonat) pada setiap 4 meter persegi dipermukaan media, dan kemudian siram dengan air. Hal ini tidak umum dilakukan untuk mengembalikan kondisi kekurangan alkali yang ada. Untuk memperbaiki alkalinitas, campurankan rerumputan atau daun-daunan yang kering kering ke media hidup cacing tanah sampai alat pengukur pH menunjukkan kisaran angka 6,8 sampai dengan 7,2.
5. Bahan Makanan
Ketersediaan bahan organik, sebagai makanan atau sumber nutrisi yang berupa kotoran ternak, daun-daunan yang gugur dan lapuk, tanaman atau hewan-hewan yang mati. Ketersediaan bahan organik sangat diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah. Bahan organik yang mengandung karbohidrat, protein, mineral, dan vitamin yang sangat dibutuhkan cacing tanah untuk mendukung pertumbuhan.
6. Amonia dan Garam
Di luar batas tertentu, aktivitas, produktivitas dan tingkat pengolahan limbah cacing tanah bisa menurun efisiensinya, untuk itu media harus disesuaikan dengan lingkungan sebenarnya. Cacing tanah juga sensitif terhadap kondisi tertentu dalam limbah. Secara khusus, cacing tanah sangat sensitif terhadap ammonia, garam dan bahan kimia tertentu lainnya. Misalnya, mereka akan mati cepat jika terkena limbah yang mengandung lebih dari 0,5 mg amonia per gram limbah dan lebih dari 0,5% garam (Edwards 1988). Namun, garam dan amonia dapat dicuci dari limbah organik melalui proses precomposting. Bertentangan dengan kenyataan pada umum, cacing tanah sebenarnya tidak memiliki banyak musuh alami yang sangat serius, baik itu penyakit atau predator serta dapat bertahan terhadap kondisi buruk apapun.
7. Ventilasi
Ventilasi juga merupakan komponen kunci ketika memutuskan dimana kita menempatkan kandang cacing tanah kita. Perlu ada beberapa ventilasi udara untuk sebagai pertukaran udara di dalam kandang cacing tanah kita. Anggap saja sebagai sistem hidup dimana pertukaran gas dan penguapan akan terjadi. Cacing menghirup oksigen melalui kulit mereka dan mengeluarkan karbon dioksida. Proses pembusukan sayuran juga menghasilkan karbon dioksida yang akan menggantikan oksigen. Jadi jika tidak ada ventilasi di sekitar tempat kandang kita, otomatis akan membangun asam karbonat yang mengarah pada peningkatan pH, dan masalah lainnya bagi cacing tanah, jadi pada dasarnya mereka membutuhkan udara segar! Memang pada dasarnya cacing mengubur diri dalam media hidupnya, tetapi mereka masih mendapatkan pasokan oksigen dari liang yang mereka buat di antara partikel kecil dari media hidupnya dan kompos. Kulit cacing tanah bertindak sebagai paru-paru dan perlu sedikit kelembaban untuk membantu cacing tanah melakukan pertukaran gas, untuk itulah mengapa kita diharuskan untuk memastikan media hidup cacing tanah harus dalam kondisi lembab? Kalau hal ini tidak akan terjadi secara otomatis membuat cacing tanah tidak bisa melakukan respirasinya dengan baik dan akan mengakibatkan dampak kematian bagi mereka.